|
LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
I.
Percobaan : Indra
Penglihatan
Nama Percobaan : Aliran darah pada retina
(peristiwa
entropis =>peristiwa
bergeraknya
pembuluh)
Nama
Subjek Percobaan : Nurhalimah
Tempat
Percobaan : Laboratorium
Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk
mengetahui serta memahami
reaksi – reaksi pada pupil mata.
b.
Dasar
Teori : Pupil adalah celah lingkaran yang
dibentuk oleh iris, dibelakang iris terdapat lensa. Pupil
dapat mengecil pada akomodasi dan konversi. Akomodasi adalah kemampuan lensa
mata untuk mencembung akibat kontraksi otot siliaris. Otot siliaris atau otot
polos dapat merenggang dan mengendorkan selaput yang menggantungkan lensa.
Akomodasi dapat menyebabkan daya pembiasan lensa bertambah kuat. Selain
akomodasi, terjadi konversi sumbu penglihatan dan kontriksi pupil bila
seseorang melihat benda yang dekat.
Mengecilnya pupil karena cahaya
ialah lebarnya pupil diatur oleh iris sesuai dengan intensitas cahaya yang
diterima oleh mata. Ditempat yang gelap dimana intensitas cahayanya kecil maka
pupil akan menbesar, agar cahaya dapat lebih banyak masuk kemata. Ditempat yang
sangat terang dimana intensitas cahayanya cukup tinggi atau besar maka pupil
akan mengecil, agar cahaya lebih sedikit masuk kemata untuk menghindari mata
agar tidak selalu, bila mata diarahkan kesalah satu mata pupil akan
berkontraksi, kejadian tersebut dinamakan refleks pupil atau refleks cahaya
pupil.
Refleks pupil dapat dilihat dari
mengecil dan membesarnya pupil. Akomodasi adalah perubahan dalam lekukan lensa
mata dalam menanggapi satu perubahan dalam melihat jarak dan kemampuan
berakomodasi disebut tempo akomodasi.
Daya akomodasi mata diatur melalui
syaraf parasimpatis, perangsangan syaraf parasimpatis menimbulkan kontraksi
otot siliaris yang selanjutnya kan mengendurkan gligamen lensa dan meningkatkan
daya bias. Dengan meningkatkan daya bias, mata mampu melihat objek lebih dekat
dibanding waktu daya biasnya rendah. Akibatnya dengan mendekatnya objek kearah
mata frekuensi impuls parasimpatis kedotsiliaris progresif ditingkatkan agar
objek tetap dilihat dengan jelas.
c.
Alat
yang Digunakan : Cermin,
sedotan dan senter
d.
Jalannya
Percobaan : 1a.
Pertama senter mata dengan
jarak jauh dan dekat,
dan rasakan apakah ada perubahan.
1b. Arahkan cahaya
senter kearah mata lalu lihat cahaya
melalui lubang sedotan.
1c. Arahkan cahaya ke
kaca lalu dari kaca arahkan kemata apakah ada perubahan dari pupil.
e.
Hasil
Percobaan : 1a.
Apabila senter di dekatkan
maka pupil mengecil,
dan jika di jauhkan maka pupil membesar.
1b. Pupil mengecil.
1c. Pupil menjadi
mengecil.
f.
Kesimpulan : 1. Pupil adalah celah lingkaran yang
dibentuk
oleh iris, yang dapat mengecil dan membesar.
2.
Pupil dapat melebar pada tempat yang gelap dan mengecil pada tempat yang
terang.
3.
Refleks pupil adalah peristiwa mengecilnya pupil karena diberikan rangsangan
cahaya.
4.
Akomodasi adalah kemampuan mata untuk mencembungkan yang terjadi akibat
kontraksi otot siliari.
g.
Daftar
Pustaka : Chietra.
2008. Laporan Pratikum
Pearce, Evelyn C. (2010). Anatomi dan fisiologisuntuk paramedic Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Media.
Guyton
, A.C . 1990 . Fisiologi Manusia dan
Mekanisme Penyakit . Jakarta : CV. EGC
Nama Percobaan : Aliran
darah pada retina ( peristiwa
entropis )
Nama Subjek Percobaan :
Nurhalimah
Tempat Percobaan : Labolatiriun
Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk
melihat bahwa pada mata
terdapat eritrosit yang
berjalan sepanjang pembulu darah arteri atau vena.
b.
Dasar
Teori :
Pembuluh darah adalah bagian dari
sistem peredaran darah yang mengangkut darah ke seluruh
tubuh. Ada tiga jenis utama dari pembuluh darah : pada arteri, yang membawa darah menjauh dari jantung, yang kapiler yang memungkinkan pertukaran
aktual air dan bahan kimia antara darah dan jaringan , dan pembuluh darah dari kapilar lembali ke jantung .
Retina mempunyai pembuluh – pembuluh
darah. Di tengah – tengah retina adalah saraf optik, sebuah edaran kepada
daerah putih berbentuk oval berukuran 2 x 1.5 mm. Dari pusat saraf optik
memancarkan pembuluh darah utama dari retina. Sekitar 17 derajat (4, 5-5 mm),
atau dua setengah diameter disk di sebelah kiri dari disk. Retina dibelakang mata memerlukan pasokkan darah konstan. Retina mengandung sel saraf
yang sensitif terhadap cahaya, batang dan kerucut, yang mengirim impuls saraf
sepanjang saraf optik ke otak dengan jaringan yang menghubungakan dan
mengintegrasikan sel-sel.
Ada dua sumber suplai darah keretina
yaitu arteri retina pusat dan
pembuluh darah choroidal. Koroid menerima aliran darah yang
terbesar dan sangat penting untuk pemeliharaan retina luar. Arteri retina sentral memiliki 4 cabang utama di retina manusia.
Cabang-cabang arteri intraretinal kemudian memasok tiga lapisan jaringan kapiler.
Entoptic adalah efek visual yang sumbernya adalah dalam mata itu sendiri. Sesuai dengan
kondisi cahaya yang jatuh pada mata dapat membuat obyek tertentu terlihat dalam
mata iru sendiri. Gambar entoptic memiliki
dasar fisik di cor gambar pada
retina. Oleh karena itu, efek persepsi yang muncul dari interpretasi gambar
otak . Karena dalam gambar entoptic
disebabkan oleh fenomena dalam mata pengamat sendiri, mereka berbagi satu fitur
dengan ilusi optic dan halusinasi .
Pengamat tidak dapat berbagi pandangan langsung dan spesifik dari fenomena
dengan orang lain.
Munculnya titik – titik terang kecil
bergerak cepat disepanjang berlekuk – lekuk garis dibidang visual, terutama melihat kedalam cahaya biru cerah. Ini adalah
efek normal yang dirasakan. Titik – titi sel – sel darah putih dalam kapiler di
depan retina dan mata dekat makula.
Cahaya biru baik de serap oleh sel –sel darah merah yang mengisi kapiler . Mata dan otak mengedit garis
bayangan dari kapiler . Sel darah
putih , yang lebih jarang dari pada sel darah merah dan tidak menyerap cahaya
biru dengan baik , menciptakan kesenjangan dalam kolom darah , dan kesenjangan
ini muncul sebagai titik terang.
c.
Alat
Yang Digunakan : Senter
dan kaca reben
d.
Jalannya
Percobaan : 2a.
Lirik mata kearah kanan atau
kiri lalu senterkan bagian putih pada
mata.
2b. Arahkan cahaya ke mata tetapi mata
ditutup dengan kaca reben dengan mata
melirik ke satu arah.
e.
Hasil
Percobaan : 2a.
Pada saat disenter saraf terlihat
jelas.
2b. Saraf mata masih
terlihat tetapi tidak sejelas yang pertama.
f.
Kesimpulan : Terlihatnya
banyang – banyang dari
pembuluh
darah didalam retina menunjukkan adanya pembuluh darah dalam retina . Dan
terlihat titik – titik putih yang bergerak menunjukkan adanya aliran darah
didalam kapiler didalam retina.
g.
Daftar
Pustaka : Atkinson, R.L dan Atkinson R.C
&
Hilgard , E.R . 1996 . Pengantar
Psikologi I . Jilid I . Edisi VII . Jakarta : Penerbit Erlangga
Bagian Laboratorium Fakultas
Psikologi , Universitas Ahmad Dahlan . 1997 . Buku Pedoman Praktikum Psikologi Faal II . Yogyakarta : Fakultas
Psikologi Universitas Ahmad Dahlan
Wede, carole dan Tavris,
carole.2007. Psikologi Edisi Kesembilan.
Jakarta : Erlangga.
Nama
Percobaan : Visus
( ketajaman penglihatan )
Nama
Subjek Percobaan : Nurhalimah
Tempat
Percobaan : Laboratorium
Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk
mengetahui ketajaman
pengelihatan seseorang.
b.
Dasar
Teori : Visus adalah ketajaman atau
kejernihan penglihatan,
sebuah bentuk yang khusus di mana tergantung dari ketajaman fokus retina
dalam bola mata dan sensitifitas dari interpretasi di otak.
Visus
adalah sebuah ukuran kuantitatif suatu kemampuan untuk mengidentifikasi
simbol-simbol berwarna hitam dengan latar belakang putih dengan jarak yang
telah distandardisasi serta ukuran dari simbol yang bervariasi. Untuk menghasilkan detail penglihatan, sistem
optik mata harus memproyeksikan gambaran yang fokus pada fovea, sebuah daerah
di dalam makula yang memiliki densitas tertinggi akan fotoreseptor
konus/kerucut sehingga memiliki resolusi tertinggi dan penglihatan warna
terbaik. Ketajaman dan penglihatan warna sekalipun dilakukan oleh sel yang
sama, memiliki fungsi fisiologis yang berbeda dan tidak tumpang tindih kecuali
dalam hal posisi. Ketajaman dan penglihatan warna dipengaruhi secara bebas oleh
masing-masing unsur.
Cahaya
datang dari sebuah fiksasi objek menuju fovea melalui sebuah bidang imajiner
yang disebut visual aksis. Jaringan-jaringan mata dan struktur-struktur yang
berada dalam visual aksis (serta jaringan yang terkait di dalamnya)
mempengaruhi kualitas bayangan yang dibentuk. Korteks
penglihatan adalah bagian dari korteks serebri yang terdapat pada bagian
posterior (oksipital) dari otak yang bertanggung-jawab dalam memproses stimuli
visual. Perkembangan yang normal
dari ketajaman visus tergantung dari input visual di usia yang sangat muda.
Segala macam bentuk gangguan visual yang menghalangi input visual dalam jangka
waktu yang lama seperti katarak, strabismus, atau penutupan dan penekanan pada
mata selama menjalani terapi medis biasanya berakibat sebagai penurunan
ketajaman visus berat dan permanen pada mata yang terkena jika tidak segera
dikoreksi atau diobati di usia muda. Penurunan tajam penglihatan direfleksikan
dalam berbagai macam abnormalitas pada sel-sel di korteks visual.
c.
Alat
Yang Digunakan : Optotype
snellen
d.
Jalannya
Percobaan : Berdiri dengan jarak 3,5 meter dari
Snellen. Mata subjek ditutup sebelah. Subjek diminta menyebutkan huruf
yang ditunjuk mulai dari yang paling besar hingga yang paling kecil. Kemudian
lakukan hal yang sama dengan mata yang sebelahnya
e.
Hasil
Percobaan :
kanan : 15 kiri 15.
Dari percobaan
ini, subjek mendapatkan skala 15 pada mata kiri dan kanan.
Rumus visus atau ketajaman adalah V= d/D, dimana,
V= Visus
d= Jarak Optotype Snellen dengan subjek
D= Skala sejauh mana mata normal
masih bisa terbaca
Hasil dari subjek adalah V= 3,5m/
15. Artinya dengan jarak 3,5m subjek bisa melihat dengan skala 15.
f.
Kesimpulan : Kejernihan penglihatan bergantung
dari ketajaman fokus retina dalam
bola mata dan sensifitas dari interpretasi di otak. Untuk menghasilkan detail
penglihatan, sistem optik mata harus memproyeksikan gambaran yang fokus pada
fovea. Ketajaman visus dipengaruhi oleh diameter pupil.
g.
Daftar
Pustaka : Thianren.
2008. Penurunan Visus
Pada Katarak dengan Diabetes
Mellitus. http://fktrisakti.forumcircle.com/viewtopic.php?p=9398. 20 Februari 2010
Pearce, Evelyn C.
(2010). Anatomi dan fisiologisuntuk
paramedic Jakarta: PT.Gramedia
Pustaka Media.
Guyton , A.C . 1990 . Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit
. Jakarta : CV. EGC
Nama
Percobaan : Membedakan
warna dan pencampuran warna secara objektif
Nama
Subjek Percobaan : Nurhalimah
Tempat
Percobaan : Labolatiriun
Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk
mengetahui apakah
seseorang dapat
membedakan warna atau buta warna.
b.
Dasar
Teori : Retina
merupakan reseptor bagi
indera penglihatan .
Ada proses kerja retina dalam menangkap stimulus cahaya , ada yang disebut
dengan kelambatan dari retina , yaitu hal yang disebabkan oleh stimulasi cahaya
yang berturut – turut dengan jarak antara stimuli yang sangat dekat ,
menimbulkan penglihatan chaya yang terus – menerus . Bila frekuensi dari
stimuli tidak cukup besar , dapat menimbulkan penglihatan cahaya yang berkelip
– kelip . Frekuensi minimal dimana penghantaran cahaya berkelap – kelilp
menjadi penglihatan cahaya yang terus – menerus disebut frekuensi fusi.
Sebenarnya
hanya ada tiga warna dasar , yaitu warna biru , merah dan hiau . Sedangkan
warna lain adalahwarna sekunder atau merupakan pencampuan dari warna – warna
dasar tadi . Dalam meliht warna beberapa teori yang digunakan , yaitu :
1. Teori dari young dan helmoltz
Ada tiga warna dasar , yaitu merah , hijau , dan violet yang masing – masing memiliki conus sendiri . Di mana bila ketiga conus ini menerima rangsangan secara bersama – sama , maka yang terlihat adalah warna putih .
2. Teori dari herring
Ada tiga macam substansi photochemist yang memiliki enam macam kualitas yang masing – masing memberikan satu macam sensasi ( jadi ada enam macam sensasi ) .
3. Hukum warna dari grasman
Mata manusia normal dapat melihat tiga atribut cahaya , yaitu : kecerahan , kejenuhan , dan rona . Tiga atribut warna ini denga peragaan yang sederhana : sebuah proyektor dipasang dengan tapis warna memproyeksikan bntik merah dilayar.
1. Teori dari young dan helmoltz
Ada tiga warna dasar , yaitu merah , hijau , dan violet yang masing – masing memiliki conus sendiri . Di mana bila ketiga conus ini menerima rangsangan secara bersama – sama , maka yang terlihat adalah warna putih .
2. Teori dari herring
Ada tiga macam substansi photochemist yang memiliki enam macam kualitas yang masing – masing memberikan satu macam sensasi ( jadi ada enam macam sensasi ) .
3. Hukum warna dari grasman
Mata manusia normal dapat melihat tiga atribut cahaya , yaitu : kecerahan , kejenuhan , dan rona . Tiga atribut warna ini denga peragaan yang sederhana : sebuah proyektor dipasang dengan tapis warna memproyeksikan bntik merah dilayar.
Rona
adalah atribut bintik yang membedakan dari bintik atau hijau . Kecerahan adalah
bintik gayut pada intensitasnya yang dapat diubah dengan mengubah i tensitas
pada lampu proyeksi . Kejenuhan menguraikan kemurnian dari rona . Kata mengacu
pada rona , kecerahan , dan kejenuhan , yakni dua cirta mempunyai warna yang
sama jika mereka mempunyai rona , kecerahan dan kejenuhan yang sama.
Karenia
warna mempunyai tiga atribut untuk mencocokkan sauatu warna cuplikan dengan
pencampuran dalam jumlah yang sesuai dengan tiga warna baku ( primer ) . Hukum
ini dipelajari dengan menggunakan empat proyektor . Satu proyektor untuk
memproyeksikan warna – warna primer . Intensitas warna – warna yang cocok
dengan warna cuplikan ditentukan secara tunggal oleh intensitas ( tristimulus )
x , y , dan z. Untuk mencocokkannya adlah seperti:
a. Warna primer adalah spektual merah , hijau dan biru. Maka warna dari setiap warna cuplikan dapat dicocokkan oleh campuran warna – warna ini.
b. Sembarang warna dapat diubah diperoleh dengan mencampur dua warna khas yang terletak pada garis lurus yang menghubungakan warna ini dalam diagram mata warna .
c. Warna – warna yang sama mempunyai efek yang sama dalam campuran – campuran , meskipun komposisi spektual mereka berbeda.
a. Warna primer adalah spektual merah , hijau dan biru. Maka warna dari setiap warna cuplikan dapat dicocokkan oleh campuran warna – warna ini.
b. Sembarang warna dapat diubah diperoleh dengan mencampur dua warna khas yang terletak pada garis lurus yang menghubungakan warna ini dalam diagram mata warna .
c. Warna – warna yang sama mempunyai efek yang sama dalam campuran – campuran , meskipun komposisi spektual mereka berbeda.
Pencampuran
warna itu sendiri terbagi dua , yaitu
1.Secara additive
a.Obyektif
Hal ini terjadi diluar mata
b.Subjective
Hanya terjadi didalam mata , dan disebut juga pencampuran kesan penglihatan .
2.Secara substraktif
Saat kita melihat warna , itu sebenarnya adalah bagian dari sinar matahari yag direfleksikan , sedangkan sinar yang diabsorbsi tidak Nampak. Bila dua warna komplementer saling mempengaruhi , maka akan timbul kontras atau pertentangan warna . kontras dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1) Kontras successif
Jika bayangannya tidak sesuai dengan warna bendanya , akan tetapi dengan warna komplemennya dan terjadi secara tidak bersamaan .
2) Kontras simultan
Terjadi karena pengaruh suatu warna terhadap warna lain dan terjadinya secara bersama – sama .
1.Secara additive
a.Obyektif
Hal ini terjadi diluar mata
b.Subjective
Hanya terjadi didalam mata , dan disebut juga pencampuran kesan penglihatan .
2.Secara substraktif
Saat kita melihat warna , itu sebenarnya adalah bagian dari sinar matahari yag direfleksikan , sedangkan sinar yang diabsorbsi tidak Nampak. Bila dua warna komplementer saling mempengaruhi , maka akan timbul kontras atau pertentangan warna . kontras dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1) Kontras successif
Jika bayangannya tidak sesuai dengan warna bendanya , akan tetapi dengan warna komplemennya dan terjadi secara tidak bersamaan .
2) Kontras simultan
Terjadi karena pengaruh suatu warna terhadap warna lain dan terjadinya secara bersama – sama .
c.
Alat
Yang Digunakan : Kaca
biasa, benang wal berbagai
Warna, kertas berwarna (
merah, kuning dan biru).
d.
Jalannya
Percobaan : 4a.
Terdapat benang wal berwarna
(kuning, hijau muda,
hijau tua,, pink, merah) disusun datas meja dan ada sekirar sepuluh warna yang
digumpalkan ditangan, setelah itu ambil salah satu yang berada ditangan secara
cepat dengan menyamakan yang terdapat di atas meja.
4b. Terdapat 3 lembar
ketas dengan warna (kuning, merah dan biru). Pasangkan kertas kuning dengan
biru, merah dengan kuning, dan biru dengan merah,dengan kedua kertas tersebut
letakkan kaca ditengah antara 2 warna dan lihat warna campuran yang terlihat
pada kaca.
e.
Hasil
Percobaan : 4a.
dengan 5 kali menyamakan
warna dan hasilnya
benar semua. 4b. kuning biru hasilnya hijau, kuning merah hasilnya orange, dan
biru merah hasilnyya ungu.
f.
Kesimpulan : Keterlambatan
dari retina dapat
disebabkan olestimulasi
cahaya yang berturut – turut dengan jarak antara stimuli yang sangat dekat ,
menimbulakan penglihatan cahaya yang terus – menerus , atau penglihatan yang
ditimbulkan oleh suatu cahaya warna lain . Lalu menimbulkan terjadinya
pencampuran warna dari cahaya yang atuh ke retina . Terjadinya kontras simultan
pada suatu warna lain yang ternyata merupakan warna – warna komplemen dari
warna sektor .
g.
Daftar
Pustaka : Bagian Laboratorium
Fakultas
Psikologi Universitas
Ahmad Dahlan . 1997 . Buku Pedoman Praktikum Psikologi Fa’al II . Yogyakarta :
Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan .
Guyton and Hall . 1997
. Fisiologi Kedokteran . Jakarta : CV. EGC
Radioepoetro , R. 1986 . Psikologi Faal I . Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada
Ranodikoro , S. 1986 .
Antropologi.Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.