Kamis, 28 Juni 2012

Indra Penglihatan



Nama                          : Nurhalimah             Nama Asisten             : Hana
Npm                            : 15511349                  Paraf  Asisten            :
Tanggal Pemeriksa   : 21 Juni 2012

 


LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL


I.                   Percobaan                                          : Indra Penglihatan                                       
            Nama Percobaan                               : Aliran darah pada retina (peristiwa
                                                                          entropis =>peristiwa bergeraknya
                                                                          pembuluh)
Nama Subjek Percobaan                  : Nurhalimah
Tempat Percobaan                            : Laboratorium Psikologi Faal

a.      Tujuan Percobaan                : Untuk mengetahui serta memahami
  reaksi – reaksi pada pupil mata.
b.      Dasar Teori                            : Pupil adalah celah lingkaran yang
dibentuk oleh iris, dibelakang iris terdapat lensa. Pupil dapat mengecil pada akomodasi dan konversi. Akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk mencembung akibat kontraksi otot siliaris. Otot siliaris atau otot polos dapat merenggang dan mengendorkan selaput yang menggantungkan lensa. Akomodasi dapat menyebabkan daya pembiasan lensa bertambah kuat. Selain akomodasi, terjadi konversi sumbu penglihatan dan kontriksi pupil bila seseorang melihat benda yang dekat.
Mengecilnya pupil karena cahaya ialah lebarnya pupil diatur oleh iris sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima oleh mata. Ditempat yang gelap dimana intensitas cahayanya kecil maka pupil akan menbesar, agar cahaya dapat lebih banyak masuk kemata. Ditempat yang sangat terang dimana intensitas cahayanya cukup tinggi atau besar maka pupil akan mengecil, agar cahaya lebih sedikit masuk kemata untuk menghindari mata agar tidak selalu, bila mata diarahkan kesalah satu mata pupil akan berkontraksi, kejadian tersebut dinamakan refleks pupil atau refleks cahaya pupil.
Refleks pupil dapat dilihat dari mengecil dan membesarnya pupil. Akomodasi adalah perubahan dalam lekukan lensa mata dalam menanggapi satu perubahan dalam melihat jarak dan kemampuan berakomodasi disebut tempo akomodasi.
Daya akomodasi mata diatur melalui syaraf parasimpatis, perangsangan syaraf parasimpatis menimbulkan kontraksi otot siliaris yang selanjutnya kan mengendurkan gligamen lensa dan meningkatkan daya bias. Dengan meningkatkan daya bias, mata mampu melihat objek lebih dekat dibanding waktu daya biasnya rendah. Akibatnya dengan mendekatnya objek kearah mata frekuensi impuls parasimpatis kedotsiliaris progresif ditingkatkan agar objek tetap dilihat dengan jelas.
c.       Alat yang Digunakan            : Cermin, sedotan dan senter
d.      Jalannya Percobaan             : 1a. Pertama senter mata dengan
jarak jauh dan dekat, dan rasakan apakah ada perubahan.
1b. Arahkan cahaya senter kearah mata  lalu lihat cahaya melalui lubang sedotan.
1c. Arahkan cahaya ke kaca lalu dari kaca arahkan kemata apakah ada perubahan dari pupil.
e.       Hasil Percobaan                    : 1a. Apabila senter di dekatkan
maka pupil mengecil, dan jika di jauhkan maka pupil membesar.
1b. Pupil mengecil.
1c. Pupil menjadi mengecil.
f.       Kesimpulan                               : 1. Pupil adalah celah lingkaran yang
dibentuk oleh iris, yang dapat mengecil dan membesar.
2. Pupil dapat melebar pada tempat yang gelap dan mengecil pada tempat yang terang.
3. Refleks pupil adalah peristiwa mengecilnya pupil karena diberikan rangsangan cahaya.
4. Akomodasi adalah kemampuan mata untuk mencembungkan yang terjadi akibat kontraksi otot siliari.
g.       Daftar Pustaka                     : Chietra. 2008. Laporan Pratikum

Pearce, Evelyn C. (2010). Anatomi dan fisiologisuntuk paramedic Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Media.

Guyton , A.C . 1990 . Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit . Jakarta : CV. EGC

Nama Percobaan                               : Aliran darah pada retina ( peristiwa      
  entropis )                                          
Nama Subjek Percobaan                  : Nurhalimah                          
Tempat Percobaan                            : Labolatiriun Psikologi Faal

a.    Tujuan Percobaan                : Untuk melihat bahwa pada mata
terdapat eritrosit yang berjalan sepanjang pembulu darah arteri atau vena.
b.   Dasar Teori                             : Pembuluh darah adalah bagian dari
sistem peredaran darah yang mengangkut darah ke seluruh tubuh. Ada tiga jenis utama dari pembuluh darah : pada arteri, yang membawa darah menjauh dari jantung, yang kapiler yang memungkinkan pertukaran aktual air dan bahan kimia antara darah dan jaringan , dan pembuluh darah dari kapilar lembali ke jantung .
Retina mempunyai pembuluh – pembuluh darah. Di tengah – tengah retina adalah saraf optik, sebuah edaran kepada daerah putih berbentuk oval berukuran 2 x 1.5 mm. Dari pusat saraf optik memancarkan pembuluh darah utama dari retina. Sekitar 17 derajat (4, 5-5 mm), atau dua setengah diameter disk di sebelah kiri dari disk. Retina dibelakang mata memerlukan pasokkan darah konstan. Retina mengandung sel saraf yang sensitif terhadap cahaya, batang dan kerucut, yang mengirim impuls saraf sepanjang saraf optik ke otak dengan jaringan yang menghubungakan dan mengintegrasikan sel-sel.
Ada dua sumber suplai darah keretina yaitu arteri retina pusat dan pembuluh darah choroidal. Koroid menerima aliran darah yang terbesar dan sangat penting untuk pemeliharaan retina luar. Arteri retina sentral memiliki 4 cabang utama di retina manusia. Cabang-cabang arteri intraretinal kemudian memasok tiga lapisan jaringan kapiler.
Entoptic adalah efek visual yang sumbernya adalah dalam mata itu sendiri. Sesuai dengan kondisi cahaya yang jatuh pada mata dapat membuat obyek tertentu terlihat dalam mata iru sendiri. Gambar entoptic memiliki dasar fisik di cor gambar pada retina. Oleh karena itu, efek persepsi yang muncul dari interpretasi gambar otak . Karena dalam gambar entoptic disebabkan oleh fenomena dalam mata pengamat sendiri, mereka berbagi satu fitur dengan ilusi optic dan halusinasi . Pengamat tidak dapat berbagi pandangan langsung dan spesifik dari fenomena dengan orang lain.
Munculnya titik – titik terang kecil bergerak cepat disepanjang berlekuk – lekuk garis dibidang visual, terutama melihat kedalam cahaya biru cerah. Ini adalah efek normal yang dirasakan. Titik – titi sel – sel darah putih dalam kapiler di depan retina dan mata dekat makula. Cahaya biru baik de serap oleh sel –sel darah merah yang mengisi kapiler . Mata dan otak mengedit garis bayangan dari kapiler . Sel darah putih , yang lebih jarang dari pada sel darah merah dan tidak menyerap cahaya biru dengan baik , menciptakan kesenjangan dalam kolom darah , dan kesenjangan ini muncul sebagai titik terang.
c.    Alat Yang Digunakan           : Senter dan kaca reben
d.   Jalannya Percobaan              : 2a. Lirik mata kearah kanan atau
kiri lalu senterkan bagian putih pada mata.
2b. Arahkan cahaya ke mata tetapi mata ditutup dengan kaca reben  dengan mata melirik ke satu arah.
e.    Hasil Percobaan                     : 2a. Pada saat disenter saraf terlihat
jelas.
2b. Saraf mata masih terlihat tetapi tidak sejelas yang pertama.
f.     Kesimpulan                            : Terlihatnya banyang – banyang dari
pembuluh darah didalam retina menunjukkan adanya pembuluh darah dalam retina . Dan terlihat titik – titik putih yang bergerak menunjukkan adanya aliran darah didalam kapiler didalam retina.
g.    Daftar Pustaka                      : Atkinson, R.L dan Atkinson R.C &
Hilgard , E.R . 1996 . Pengantar Psikologi I . Jilid I . Edisi VII . Jakarta : Penerbit Erlangga

Bagian Laboratorium Fakultas Psikologi , Universitas Ahmad Dahlan . 1997 . Buku Pedoman Praktikum Psikologi Faal II . Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan 

Wede, carole dan Tavris, carole.2007. Psikologi Edisi Kesembilan. Jakarta : Erlangga.       
                               
Nama Percobaan                               : Visus ( ketajaman penglihatan )
Nama Subjek Percobaan                  : Nurhalimah              
Tempat Percobaan                            : Laboratorium Psikologi Faal

a.      Tujuan Percobaan                : Untuk mengetahui ketajaman
  pengelihatan seseorang.
b.   Dasar Teori                           : Visus adalah ketajaman atau
kejernihan   penglihatan,  sebuah bentuk yang khusus di mana tergantung dari ketajaman fokus retina dalam bola mata dan sensitifitas dari interpretasi di otak.
         Visus adalah sebuah ukuran kuantitatif suatu kemampuan untuk mengidentifikasi simbol-simbol berwarna hitam dengan latar belakang putih dengan jarak yang telah distandardisasi serta ukuran dari simbol yang bervariasi. Untuk menghasilkan detail penglihatan, sistem optik mata harus memproyeksikan gambaran yang fokus pada fovea, sebuah daerah di dalam makula yang memiliki densitas tertinggi akan fotoreseptor konus/kerucut sehingga memiliki resolusi tertinggi dan penglihatan warna terbaik. Ketajaman dan penglihatan warna sekalipun dilakukan oleh sel yang sama, memiliki fungsi fisiologis yang berbeda dan tidak tumpang tindih kecuali dalam hal posisi. Ketajaman dan penglihatan warna dipengaruhi secara bebas oleh masing-masing unsur.
         Cahaya datang dari sebuah fiksasi objek menuju fovea melalui sebuah bidang imajiner yang disebut visual aksis. Jaringan-jaringan mata dan struktur-struktur yang berada dalam visual aksis (serta jaringan yang terkait di dalamnya) mempengaruhi kualitas bayangan yang dibentuk.                     Korteks penglihatan adalah bagian dari korteks serebri yang terdapat pada bagian posterior (oksipital) dari otak yang bertanggung-jawab dalam memproses stimuli visual.         Perkembangan yang normal dari ketajaman visus tergantung dari input visual di usia yang sangat muda. Segala macam bentuk gangguan visual yang menghalangi input visual dalam jangka waktu yang lama seperti katarak, strabismus, atau penutupan dan penekanan pada mata selama menjalani terapi medis biasanya berakibat sebagai penurunan ketajaman visus berat dan permanen pada mata yang terkena jika tidak segera dikoreksi atau diobati di usia muda. Penurunan tajam penglihatan direfleksikan dalam berbagai macam abnormalitas pada sel-sel di korteks visual.
c.       Alat Yang Digunakan           : Optotype snellen
d.      Jalannya Percobaan              : Berdiri dengan jarak 3,5 meter dari
Snellen. Mata subjek ditutup    sebelah. Subjek diminta menyebutkan huruf yang ditunjuk mulai dari yang paling besar hingga yang paling kecil. Kemudian lakukan hal yang sama dengan mata yang sebelahnya
e.       Hasil Percobaan                     : kanan : 15 kiri 15. Dari percobaan
ini, subjek mendapatkan skala 15 pada mata kiri dan kanan. Rumus visus atau ketajaman adalah V= d/D, dimana,
                                                                          V= Visus
d= Jarak Optotype Snellen dengan   subjek
D= Skala sejauh mana mata normal masih bisa terbaca
Hasil dari subjek adalah V= 3,5m/ 15. Artinya dengan jarak 3,5m subjek bisa melihat dengan skala 15.
f.       Kesimpulan                            : Kejernihan penglihatan bergantung
dari ketajaman fokus retina dalam bola mata dan sensifitas dari interpretasi di otak. Untuk menghasilkan detail penglihatan, sistem optik mata harus memproyeksikan gambaran yang fokus pada fovea. Ketajaman visus dipengaruhi oleh diameter pupil.
g.      Daftar Pustaka                      : Thianren. 2008. Penurunan Visus
Pada Katarak dengan Diabetes Mellitus. http://fktrisakti.forumcircle.com/viewtopic.php?p=9398. 20 Februari 2010

 Pearce, Evelyn C. (2010). Anatomi dan fisiologisuntuk paramedic Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Media.

Guyton , A.C . 1990 . Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit . Jakarta : CV. EGC
Nama Percobaan                            : Membedakan warna dan pencampuran warna secara objektif
Nama Subjek Percobaan                  : Nurhalimah                          
Tempat Percobaan                            : Labolatiriun Psikologi Faal

a.      Tujuan Percobaan                  : Untuk mengetahui apakah
seseorang dapat membedakan warna atau buta warna.
b.      Dasar Teori                            : Retina merupakan reseptor bagi
indera penglihatan . Ada proses kerja retina dalam menangkap stimulus cahaya , ada yang disebut dengan kelambatan dari retina , yaitu hal yang disebabkan oleh stimulasi cahaya yang berturut – turut dengan jarak antara stimuli yang sangat dekat , menimbulkan penglihatan chaya yang terus – menerus . Bila frekuensi dari stimuli tidak cukup besar , dapat menimbulkan penglihatan cahaya yang berkelip – kelip . Frekuensi minimal dimana penghantaran cahaya berkelap – kelilp menjadi penglihatan cahaya yang terus – menerus disebut frekuensi fusi.
Sebenarnya hanya ada tiga warna dasar , yaitu warna biru , merah dan hiau . Sedangkan warna lain adalahwarna sekunder atau merupakan pencampuan dari warna – warna dasar tadi . Dalam meliht warna beberapa teori yang digunakan , yaitu :
1. Teori dari young dan helmoltz
Ada tiga warna dasar , yaitu merah , hijau , dan violet yang masing – masing memiliki conus sendiri . Di mana bila ketiga conus ini menerima rangsangan secara bersama – sama , maka yang terlihat adalah warna putih .
2. Teori dari herring
Ada tiga macam substansi photochemist yang memiliki enam macam kualitas yang masing – masing memberikan satu macam sensasi ( jadi ada enam macam sensasi ) .
3. Hukum warna dari grasman
Mata manusia normal dapat melihat tiga atribut cahaya , yaitu : kecerahan , kejenuhan , dan rona . Tiga atribut warna ini denga peragaan yang sederhana : sebuah proyektor dipasang dengan tapis warna memproyeksikan bntik merah dilayar.
Rona adalah atribut bintik yang membedakan dari bintik atau hijau . Kecerahan adalah bintik gayut pada intensitasnya yang dapat diubah dengan mengubah i tensitas pada lampu proyeksi . Kejenuhan menguraikan kemurnian dari rona . Kata mengacu pada rona , kecerahan , dan kejenuhan , yakni dua cirta mempunyai warna yang sama jika mereka mempunyai rona , kecerahan dan kejenuhan yang sama.
Karenia warna mempunyai tiga atribut untuk mencocokkan sauatu warna cuplikan dengan pencampuran dalam jumlah yang sesuai dengan tiga warna baku ( primer ) . Hukum ini dipelajari dengan menggunakan empat proyektor . Satu proyektor untuk memproyeksikan warna – warna primer . Intensitas warna – warna yang cocok dengan warna cuplikan ditentukan secara tunggal oleh intensitas ( tristimulus ) x , y , dan z. Untuk mencocokkannya adlah seperti:
a. Warna primer adalah spektual merah , hijau dan biru. Maka warna dari setiap warna cuplikan dapat dicocokkan oleh campuran warna – warna ini.
b. Sembarang warna dapat diubah diperoleh dengan mencampur dua warna khas yang terletak pada garis lurus yang menghubungakan warna ini dalam diagram mata warna .
c. Warna – warna yang sama mempunyai efek yang sama dalam campuran – campuran , meskipun komposisi spektual mereka berbeda.
Pencampuran warna itu sendiri terbagi dua , yaitu
1.Secara additive
a.Obyektif
Hal ini terjadi diluar mata
b.Subjective
Hanya terjadi didalam mata , dan disebut juga pencampuran kesan penglihatan .
2.Secara substraktif
Saat kita melihat warna , itu sebenarnya adalah bagian dari sinar matahari yag direfleksikan , sedangkan sinar yang diabsorbsi tidak Nampak. Bila dua warna komplementer saling mempengaruhi , maka akan timbul kontras atau pertentangan warna . kontras dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1) Kontras successif
Jika bayangannya tidak sesuai dengan warna bendanya , akan tetapi dengan warna komplemennya dan terjadi secara tidak bersamaan .
2) Kontras simultan
Terjadi karena pengaruh suatu warna terhadap warna lain dan terjadinya secara bersama – sama .
c.       Alat Yang Digunakan           : Kaca biasa, benang wal berbagai
Warna, kertas berwarna ( merah, kuning dan biru).
d.      Jalannya Percobaan              : 4a. Terdapat benang wal berwarna
(kuning, hijau muda, hijau tua,, pink, merah) disusun datas meja dan ada sekirar sepuluh warna yang digumpalkan ditangan, setelah itu ambil salah satu yang berada ditangan secara cepat dengan menyamakan yang terdapat di atas meja.
4b. Terdapat 3 lembar ketas dengan warna (kuning, merah dan biru). Pasangkan kertas kuning dengan biru, merah dengan kuning, dan biru dengan merah,dengan kedua kertas tersebut letakkan kaca ditengah antara 2 warna dan lihat warna campuran yang terlihat pada kaca.
e.       Hasil Percobaan                     : 4a. dengan 5 kali menyamakan  
warna dan hasilnya benar semua. 4b. kuning biru hasilnya hijau, kuning merah hasilnya orange, dan biru merah hasilnyya ungu.
f.       Kesimpulan                            : Keterlambatan dari retina dapat
disebabkan olestimulasi cahaya yang berturut – turut dengan jarak antara stimuli yang sangat dekat , menimbulakan penglihatan cahaya yang terus – menerus , atau penglihatan yang ditimbulkan oleh suatu cahaya warna lain . Lalu menimbulkan terjadinya pencampuran warna dari cahaya yang atuh ke retina . Terjadinya kontras simultan pada suatu warna lain yang ternyata merupakan warna – warna komplemen dari warna sektor .
g.      Daftar Pustaka                      : Bagian Laboratorium Fakultas
Psikologi Universitas Ahmad Dahlan . 1997 . Buku Pedoman Praktikum Psikologi Fa’al II . Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan .
Guyton and Hall . 1997 . Fisiologi Kedokteran . Jakarta : CV. EGC

Radioepoetro , R. 1986 . Psikologi Faal I . Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada

Ranodikoro , S. 1986 . Antropologi.Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar