|
I.
Percobaan : Indra
Pendengaran Nama Percobaan : 1. Percobaan Rine
Nama
Subjek Percobaan : Nurhalimah
Tempat
Percobaan : Laboratorium
Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk
membuktikan bahwa
trasmisi melalui udara
lebih baik daripada tulang.
b.
Dasar
Teori : Ada 2 macam
tes rinne , yaitu :a.
Garputal 512 Hz kita bunyikan secara
lunak lalu menempatkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid pasien
(belakang meatus akustikus eksternus). Setelah pasien tidak mendengar
bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan didepan meatus akustikus eksternus
pasien. Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes
rinne negatif jika pasien tidak dapat mendengarnya
b. Garpu tala 512 Hz kita bunyikan
secara lunak lalu menempatkan tangkainya secara tegak lurus pada planum mastoid
pasien. Ada 3 interpretasi dari hasil tes rinne :
1) Normal : tes rinne positif
2) Tuli konduksi: tes rine negatif
(getaran dapat didengar melalui tulang lebih lama)
3) Tuli persepsi, terdapat 3
kemungkinan :
a) Bila pada posisi II penderita
masih mendengar bunyi getaran garpu tala.
b) Jika posisi II penderita
ragu-ragu mendengar atau tidak (tes rinne: +/-)
c) Pseudo negatif: terjadi pada
penderita telinga kanan tuli persepsi pada posisi I yang mendengar justru
telinga kiri yang normal sehingga mula-mula timbul.
Kesalahan
dari pasien misalnya pasien lambat memberikan isyarat bahwa ia sudah tidak
mendengar bunyi garputala saat kita menempatkan garputala di planum mastoid
pasien. Akibatnya getaran kedua kaki garputala sudah berhenti saat kita
memindahkan garputala kedepan meatus akustukus eksternus.
c. Alat yang Digunakan : Garputala
d.
Jalannya
Percobaan : Terdapat
2 garputala, yang pertama
benturkan
garputala lalu tempelkan ke atas kepala setelah getaran abis pindahkan ke depan
telinga. Lalu yang ke dua benturkan garputala lalu letakan kebelakang telinga
lalu setelah getarannya selesai pindahkan kedepan telinga.
e.
Hasil
Percobaan : Hasil
yang petama setelah terletak
terdapat suara, sedangkan
yang kedua dari belakang telinga lalu kekuping tihak terdapat suara.hasil
sebenarnya :
1. suara nada
garputalayang sudah tidak terdengar ketika diletakan dipuncak kepala, masih
tetap terdengar ketika garputala itu ditempatkan digerbang telinga.
2. suara
nada garputala yang sudah tidak terdengar ketika di tempatkan di belakang
telinga, masih tetap terdengar ketika garputala itu di tempatkan di gerbang
telinga.
a. semakin besar garputala maka makin beraat suaranya.
b. garputala dan telinga sejajar maka hantaran suarannya
bagus.
c. pada orang tua, elastisitas membrane kurang bagus,
sehingga indra pendengarannya kurang berfungsi dengan baik.
d. membrane thimpany menggetar malleus, incus, sapes
sehingga terdengar suara.
f. Kesimpulan : Ada 3 interpretasi dari hasil tes rinne
: 1) Normal : tes rinne positif
2) Tuli konduksi: tes rine negatif (getaran dapat
didengar melalui tulang lebih lama)
3) Tuli persepsi, terdapat 3 kemungkinan :
a) Bila pada posisi II penderita masih mendengar bunyi
getaran garpu tala.
b) Jika posisi II penderita ragu-ragu mendengar atau
tidak (tes rinne: +/-)c) Pseudo negatif: terjadi pada penderita telinga kanan
tuli persepsi pada posisi I yang mendengar justru telinga kiri yang normal
sehingga mula-mula timbul.
g. Daftar Pustaka : Neeya_koizora. 2009. Pemeriksaan Audiometri,
Atkinson, R.L,.
Atkinson, R.C,. Hilgard, E.R. (1983). Pengantar Psikologi. Editor: Agus Dharman,
SH, M. Ed., Ph.D. & Michael Adryanto. Jakarta. Erlangga.
Nama Percobaan : 2. Tempat Sumber
Bunyi Nama Subjek Percobaan :
Nurhalimah Tempat Percobaan : Labolatiriun Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk menentukansumber bunyi.
b.
Dasar
Teori :
Telinga
merupakan tempat reseptor
– reseptor pendengaran dan alat untuk
keseimbangan terletak . Suara merupakan gelombang mekanik yang rambatannya
memerlukan mediu0000 Hz . Telm / zat
perantara , misal udara , air , dan benda padat . Manusia dapat mendengar suara
pad frekuensi antara 20-20000 getaran
per detik ( Hz ) dan tidak dapat mendengar suara di bawah 20 Hz dan di atas
20000 Hz . Telinga terdiri dari :
1. Telinga luar
Terdiri atas aurikel atau pinna ( daun
telinga ) , dan mediusaudiotorius externa
( liang telinga luar ) yang menjorok kedalam menjauhi pinna , serta menghantar getaran suara menuju membrane timpani ( gendang telinga )
2. Telinga tengah
Atau rongga timpani : adalah bilik kecil yang mengandung udara . Bagian dari
telinga tengah adanya tiga tulang telinga , yaitu :
a. Tulang martil ( maleus / hammer )
berbentuk martil dengnan ganggang
yang terkait pada membran timpani , sementara kepalanya menjulur
kedalam ruang timpani .
b. Landasan ( inkus / anvil )
c. Sanggurdi ( stapes / sirrup )
3. Telinga dalam
Di temukan tingkap jorong yang
berupa selaput , rumah siput ( koklea )
, dan saluran gelung . Rumah siput ( koklea
) adalah saluran spiral yang
terdiri dari atas skola vestibule (
di bagian dorsa ) , skala media (
bagian tengah ) dan skala tympani (
bagian ventral ) , serta berisi
cairan perilimf dan permukaan
dalamnya merupakan tempat bermuara saraf . Ujung saraf tersebut peka terhadap
getara yang ditimbulkan oleh cairan tersebut . Proses penghantaran suara dapat
melalui berbagai medium , yaitu :
a. Penghantaran udara
b. Penghantaran suara melalui tulang
c. Penghantaran tulang telinga
tengah
Berkaitan dengan proses pendengaran
, kita mengenal beberapa teori , yaitu :
1. Teori resonansi dan teori tempat
Serabut – serabut dalam membrane basalis dapat disamakan dengan
dawai – dawai dan alat musik . Dawai – dawai ini bermacam – macam panjangnya ,
serta beragam pula frekuensi nadanya
. Teori resonansi berbunyi bahwa
dawai – dawai akan turut bergetar apabila ada getaran yang masuk . Dawai –
dawai yang bergetar biasanya berfrekuensi sama . Dengan demikian teori ini
memandang bahwa sebenarnya serabut – serabut itu terlapis satu sama lain , seperti
halnya dawai pada gitar .
2. Teori percobaan rine
3. Teori mengenal sumber bunyi
Bunyi yang datang dari suatu sumber
yang ada didalam bidang meridian yang melalui tubuh manusia dan terdapat dimuka
, diatas , ataupun dibelakangnya akan mencapai telinga dalam waktu bersamaan .
Apabila sumber bunyi berada disebelah kiri , maka telinga kiri yang dahulu
mendengarnya . Oleh karena itu timbul kesan bahwa sumber bunyi itu datang
secara terus menerus pada waktu yang sama pada kedua tellinga kita , kita akan
kesulitan menentukan sumber bunyi .
Suara
adalah sensasi yang di hasilkan bila getaran longitudinal molekul-molekul dari lingkungan luar, yaitu fase
pemadatan dan perengganan dari molekul-molekul yang silih berganti mengenai membran timpani. Telinga mengubah
gelombang suara dari luas menjadi potensial aksi nervus
b.
Alat
Yang Digunakan : Pipa
Karet
c.
Jalannya
Percobaan : Letakkan
pipa karet kedalam
telinga kanan dan kiri,
lalu ditekan bagian mana saja dan baru ketahui letak ditekan.suara itu.
d.
Hasil
Percobaan : Saya
menebak 1. Kiri 2. Kanan 3.
Kanan, hasil sebenarnya : 1. Kiri 2. Tengah 3. Kakan.
Hasil sebenarnya Pipa karet :
1. Jika
masih bias membedakan kanan dan kiti berarti normal.
2. Membedakan
bagian yang tengah sangat sulit.
e.
Kesimpulan : Bila pendengar mendengar lebih
keras pada sisi di sebelah kanan
disebut lateralisai ke kanan, disebut normal bila antara sisi kanan dan kiri
sama kerasnya.
f.
Daftar
Pustaka :
NN. (2007). Si Penyebab Kepala
Neeya_koizora. 2009. Pemeriksaan Audiometri,
Nama Percobaan : 3. Ketajaman
Pendengara Nama Subjek Percobaan : Nurhalimah Tempat
Percobaan : Labolatiriun Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk memeriksa ketajaman
pendengaran.
b.
Dasar
Teori : Telinga merupakan tempat reseptor
– reseptor pendengaran dan alat untuk keseimbangan terletak
. Suara merupakan gelombang mekanik yang rambatannya memerlukan mediu0000 Hz . Telm / zat perantara ,
misal udara , air , dan benda padat . Manusia dapat mendengar suara pad frekuensi antara 20-20000 getaran per
detik ( Hz ) dan tidak dapat mendengar suara di bawah 20 Hz dan di atas 20000
Hz . Telinga terdiri dari :
1. Telinga luar
Terdiri atas aurikel
atau pinna ( daun telinga ) , dan mediusaudiotorius externa ( liang
telinga luar ) yang menjorok kedalam menjauhi pinna , serta menghantar getaran suara menuju membrane timpani ( gendang telinga )
2. Telinga tengah
Atau rongga timpani : adalah bilik kecil yang mengandung udara . Bagian dari
telinga tengah adanya tiga tulang telinga , yaitu :
a. Tulang marti( maleus / hammer ) b. Landasan ( inkus / anvil ) c.Sanggurdi ( stapes / sirrup )
3. Telinga dalam
Di temukan tingkap jorong yang
berupa selaput , rumah siput ( koklea )
, dan saluran gelung . Rumah siput ( koklea
) adalah saluran spiral yang
terdiri dari atas skola vestibule (
di bagian dorsa ) , skala media (
bagian tengah ) dan skala tympani (
bagian ventral ) , serta berisi
cairan perilimf dan permukaan
dalamnya merupakan tempat bermuara saraf . Ujung saraf tersebut peka terhadap
getara yang ditimbulkan oleh cairan tersebut . Semua ujung saraf bersatu
membentuk saraf pendengaran. Cairan yang bergetar menstimulasi ujung – ujung
saraf . Impuls ujung saraf diteruskan
ke pusat pendengaran di otak besar . Otak besar menerima impuls dari ujun saraf . Lalu menerjemahkannya dan
mempersepsikannya sebagai suara. Proses penghantaran suara dapat melalui
berbagai medium , yaitu :
a. Penghantaran
udara
b. Penghantaran
suara melalui tulang
c. Penghantaran
tulang telinga
tengah
c.
Alat
Yang Digunakan : Arloji,
jam/stopwatch dan meterab
d.
Jalannya
Percobaan : Pertama
stopwatch diletakan ke
depan telinga lalu
dengarkan suaranya dan dijauhkan secara perlahan hingga terdengar suaranya.
e.
Hasil
Percobaan : Percobaan
pertama yaitu telinga
sebelah kana berjarak
sampai 75 cm. sedangkan yang kedua samapi berjarak 45 cm.
Hasil ssebenarnya 1.
Sangat di pengaruhi dengan kebisingan, 2. Rata-rata diatas 50 cm, 3. Biasanya
telinga kanan lebih jauh daripada telinga kiri.
f.
Kesimpulan : Nada selain dihantarkan melalui
udara , dapat juga dihantarkan
melalui tulang , yang pada percobaan ini adalah tulang tengkorak . Tapi
penghantar suara yang paling baik adalah udara . Sedangkan ketajaman
pendengaran dapat dipengaruhi oleh kebisingan ruangan dan beberapa intensitas
bunyi yang di persengar .Selain itu sumber suara dapat diketahui tempatnya .
Sumber itu akan diyatakan disebelah kiri bila jrak antara sumber itu lebih
dekat dengan telinga .
g.
Daftar
Pustaka :
Bagian Laboratorium Fakultas
Psikologi Universitas Ahmad Dahlan .
1997 . Buku Pedoman Praktikum Psikologi
Fa’al II . Yogyakarta : Fakultas Psikologi Univrsitas Ahmad Dahlan
Evelyn , C. Pearce . 2000 . Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis . Jakarta
: PT. Gramedia
Guyton and Hall . 1997 . Fisiologi Kedokteran . Jakarta : CV. EGC
II.
Percobaan : Keseimbangan Nama Percobaan :
1. Percobaan kedudukan kepala dan
mata normal
Nama
Subjek Percobaan : Nurhalimah Tempat
Percobaan : Laboratorium
Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk
memahami bahwa cairan
endolimph
dan perilimph yang terdapat pada
telinga bila bergejolak (goyang) akan menyebabkan keseimbangan seseorag
terganggu, memahami bahwa keseimbangan yang terganggu mudah di kembalikan
seperti sedia kala, melihat adanya nistagmus
b. Dasar Teori : Kemampuan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur olehaktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari
faktor lingkungan dan sistem regulasi yangberperan dalam pembentukan
keseimbangan. Tujuan dari tubuh mempertahankan keseimbangan adalah : menyanggah
tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan
pusat massa tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu, sertamenstabilisasi bagian
tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak.
keseimbangan tubuh dengan mengontrol
otot-otot postural.c.
Sebagian besar masukan (input)
proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menujuke korteks serebri
melalui lemniskus medialis dan talamus.Kesadaran
akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung padaimpuls
yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah
ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls
dari alat indra ini darireseptor raba di
kulit dan jaringan lain , serta otot di proses di korteks menjadi kesadaranakan
posisi tubuh dalam ruang.Pada posisi berdiri
seimbang, susunan saraf pusat berfungsi untuk menjaga pusatmassa tubuh (center
of body mass) dalam keadaan stabil dengan batas bidang tumpu tidak berubah
kecuali tubuh membentuk batas bidang tumpu lain. Bagianvestibular berfungsi
sebagai pemberi informasi gerakan dan posisi kepala ke susunan saraf pusat
untuk respon sikap dan memberi keputusan tentang perbedaan gambaran visual dangerak
yang sebenarnya. Masukan (input) proprioseptor pada sendi, tendon dan otot dari
kulitdi telapak kaki juga merupakan hal penting untuk mengatur keseimbangan
saat berdiri staticmaupun dinamik Central
processing berfungsi untuk memetakan lokasi titik gravitasi, menata
responsikap, serta mengorganisasikan respon dengan sensorimotor.
c.
Alat
Yang Digunakan : Manusia
d.
Jalannya
Percobaan : Pertama jalan dengan mata terbuka
lalu balik badan lalu
tengokan kepala kekanan dengan mata tertutup lalu jalan setelah sampai lalu
balik badan lagi dan tengokkan kepala kekiri dengan mata tertutup lalu rasakan
apa yang dirasakan.
e. Hasil Percobaan :
Setelah kepala di tengokan kekanan
dan
kekiri terasa ketidak seimbangan. Hasil sebenarnya yaitu : 1. dalam sikap tubuh biasa dapat berjalan
lurus atau tidak mengalami kesulitan. 2. Dalam sikap tubuh dengan muka dibuang
kekanan dan kekiri tidak dapat berjalan lurus, biasanya berjalan kekiri atau
kekanan.
f.
Kesimpulan :
Informasi keseimbangan berasal
dari
visual, vestibular, dan somatosensori. Dimana50%
yang paling berpengaruh pada keseimbangan adalah vestibular. Kompensasi ketikaterjadi
pengeliminasian dari isyarat visual (OP memejamkan mata) dan kepala dimiringkandengan kuat ke satu bagian (kanan/kiri) dalam
mempertahankan keseimbangan adalahterjadinya kecenderungan adanya
deviasi kearah sisi dimana OP memiringkan kepalanya
g. Daftar Pustaka : NN. (2007). Si Penyebab Kepala
NN. (2009). Gangguan
Keseimbangan. http://minepoems.blogspot.com/. 06
Maret 2010. 18.45.
Bagian
Laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan . 1997 . Buku Pedoman Praktikum Psikologi Fa’al II
. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Univrsitas Ahmad Dahlan
Nama Percobaan : 2. Percobaan
Kanalis Semisirkulasi Horizontal
Nama Subjek Percobaan :
Nurhalimah Tempat
Percobaan : Labolatiriun
Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk
memahami bahwa cairan
endolimph
dan perilimph yang terdapat pada
telinga bila bergejolak (goyang) akan menyebabkan keseimbangan seseorag
terganggu, memahami bahwa keseimbangan yang terganggu mudah di kembalikan
seperti sedia kala, melihat adanya nistagmus
b.
Dasar
Teori : Gangguan
keseimbangan dapat
diakibatkan oleh gangguan yang
mempengaruhi vestibular pathway, serebelum atau sensory pathway pada medula
spinalis atau nervus perifer.Gangguan keseimbangan dapat menimbulkan satu atau
keduanya dari dua tanda kardinal: vertigo – suatu ilusi tubuh atau pergerakan
lingkungan, atau ataxia – inkoordinasi tungkai atau langkah.
Pendekatan
diagnosis. Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan
orientasi tubuh dan bagian- bagiannya dalam hubungannyag dengan ruang internal.
Keseimbangan tergantung pada continous visual, labirintin, dan input
somatosensorius (proprioceptif) dan integrasinya dalam batang otak dan
serebelum.
Kanalis
Semisirkularis Terdapat 3 buah kanalis semisirkularis : superior,
posterior dan lateral yang membentuk sudut 90° satu sama lain. Masing-masing
kanal membentuk 2/3 lingkaran, berdiameter antara 0,8 – 1,0 mm dan membesar
hampir dua kali lipat pada bagian ampula. Pada vestibulum terdapat 5 muara
kanalis semisirkularis dimana kanalis superior dan posterior bersatu membentuk
krus kommune sebelum memasuki vestibulum.
Berdiri. Pasien ataksia
yang diminta berdiri dengan kedua kaki bersamaan dapat memperlihatkan
keengganan atau ketidak mampuan untuk melakukannya. Dengan desakan persisten,
pasien secara berangsur-angsur bergerak dengan kaki saling medekat tapi akan
meninggalkan ruang antar keduanya. Pasien dengan ataksia sensorik dan beberapa
dengan ataksia vesetibular, meskipun pada akhirnya mampu untuk berdiri dengan
kedua kakinya, kompensasi terhadap kehilangan satu sumber input sensorius (proprioceptif
atau labyrintin) dengan yang mekanisme lain (yaitu visual).
Melangkah. Langkah
terlihat dalam ataksia serebelar dengan dasar-luas, sering dengan keadaan
terhuyung-huyung dan dapat diduga sedang mabuk. Osilasi kepala dan trunkus
(titubasi) dapat juga ada. Jika lesi hemisfer serebelar unilateral yang
bertanggung jawab, maka kecenderungan yang terjadi adalah deviasi kearah sisi
lesi saat pasien mencoba untuk berjalan pada garis lurus atau lingkaran atau
berbaris pada tempat dengan mata tertutup.
c.
Alat
Yang Digunakan : Manusia
d.
Jalannya
Percobaan : Pertama
putar badan kekanan 3 kali
dengan kepal menunduk
dan mata tertutup lalu jalan dengan mata terbuka, setelah sampai putar
badan kekiri sebanyak 3 kali dengan mata
tertutup dan kepala menunduk lalu jalan dengan mata terbuka.
e.
Hasil
Percobaan : Setelah
kepala di tengokkan
kekanan dan kekiri
tersa pusing dan tidak seimbang. Hasil sebenarnya yaitu : 1. Biasanya mengalami
kesulitan untuk jalan lurus / normal, karena cairan endorin dan perilin terganggu
atau tergejolak. 2. Biasanya tidak terlalu mengalami kesulitan untuk berjalan
lurus seperti yang percobaan pertama karena cairan endorin dan perilin normal
kembali.
f.
Kesimpulan : Keseimbangan adalah kemampuan
untuk
mempertahankan orientasi tubuh dan bagian- bagiannya dalam hubungannyag dengan
ruang internal. Keseimbangan tergantung pada continous visual, labirintin, dan
input somatosensorius (proprioceptif) dan integrasinya dalam batang otak dan
serebelum. Kesulitan berjalan lurus biasa dialami, hal ini dikarenakan cairan endolimph
dan perilimph terganggu atau bergejolak. Dan pada saat percobaan kedua
tidak terlalu kesulitan berjalan, karena cairan endolimph dan perilimph-nya
normal kembali. Jika di putar kedua lebih pusing, maka cairan endolimp
dan perilimph baru bekerja.
g.
g.
Daftar Pustaka : NN. (2009). Gangguan Keseimbangan http://minepoems.
blogspot.com/. 06 Maret 2010. 18.45.
NN.
(2007). Si Penyebab Kepala Berputar.
http://www.majalah- farmacia.com/. 06 Maret 2010.
16.39.
Nama Percobaan : 3. Percobaan
Nistagmus Nama Subjek Percobaan :
Nurhalimah Tempat Percobaan : Labolatiriun Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk
memahami bahwa cairan
endolimph
dan perilimph yang terdapat pada
telinga bila bergejolak (goyang) akan menyebabkan keseimbangan seseorag
terganggu, memahami bahwa keseimbangan yang terganggu mudah di kembalikan
seperti sedia kala, melihat adanya nistagmus
b.
Dasar
Teori : Indra pendengar
dan keseimbangan
terdapat di dalam telinga. Telinga
manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu
1. Telinga luar, yang menerima
gelombang suara.
2. Telinga tengah, dimana
gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang dan oleh tulang ke telinga
dalam.
3. Telinga dalam, dimana getaran
ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus
ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung organ vestibuler
yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.
Telinga luar. Telinga luar
terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar (meatus
akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani), bagian telinga ini
berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi
sehingga menyebabkan bergetarnya membran tympani. Meatus
akustikus eksternus terbentang dari telinga luar sampai membrane tympani.
Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi.Pada ujung dalam meatus
akustikus eksternus terbentang membrane tympani.
Telinga Tengah
(kavum tympanikus). Telinga tengah merupakan suatu rongga
kecil dalam tulang pelipis (tulang temporalis) yang berisi tiga tulang
pendengaran (osikula), yaitu maleus (tulang martil), inkus (tulang
landasan), dan stapes (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan
melalui persendian . Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam membran
tympani, sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan inkus.
Telinga Dalam
(labirin). Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri
dari serangkaian rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi
cairan. Saluran-saluran membranosa membentuk labirin membranosa dan berisi
cairan endolimfe, sedangkan rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada
labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin osseosa). Labirin tulang
berisi cairan perilimfe. Rongga yang terisi perilimfe ini merupakan
terusan dari rongga subarachnoid selaput otak, sehingga susunanz peri limfe
mirip dengan cairan serebrospinal. Labirin membranosa dilekatkan pada
periosteum oleh lembaran-lembaran jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh
darah. Labirin membranosa sendiri tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng
dikelilingi oleh jaringan-jaringan ikat. Labirin terdiri atas tiga saluran yang
kompleks, yaitu vestibula, kokhlea (rumah siput) dan 3 buah kanalis
semisirkularis (saluran setengah lingkaran). Vestibula merupakan rongga
di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di depan kanalis
semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga tengah melalui fenesta
ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian membran terdiri dari dua kantung
kecil, yaitu sakulus dan utikulus. Pada sakulus dan utikulus
terdapat dua struktur khusus yang disebut makula akustika, sebagai indra
keseimbangan statis (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi). Penampang
melintang kokhlea menunjukkan bahwa kokhlea terdiri dari tiga saluran yang
berisi cairan. Tiga
saluran tersebut adalah:
·
Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas
mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong.
·
Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah
mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat.
·
Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara
skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe.
Mengenal Sistem Keseimbangan. Asal terjadinya vertigo dikarenakan
adanya gangguan pada sistem keseimbangan tubuh. Bisa berupa trauma, infeksi,
keganasan, metabolik, toksik, vaskular, atau autoimun. Sistem keseimbangan
tubuh kita dibagi menjadi 2 yaitu sistem vestibular (pusat dan perifer) serta
non vestibular (visual [retina, otot bola mata], dan somatokinetik [kulit,
sendi, otot]). Sistem vestibular sentral terletak pada batang otak, serebelum
dan serebrum. Sebaliknya, sistem vestibular perifer meliputi labirin dan saraf
vestibular. Labirin tersusun dari 3 kanalis semisirkularis dan otolit (sakulus
dan utrikulus) yang berperan sebagai reseptor sensori keseimbangan, serta
koklea sebagai reseptor sensori pendengaran. Sementara itu, krista pada kanalis
semisirkularis mengatur akselerasi angular, seperti gerakan berputar, sedangkan
makula pada otolit mengatur akselerasi linear.
Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari
kiri ke kanan atau dari atas ke bawah. Arah dari gerakan tersebut bisa membantu
dalam menegakkan diagnosa. Nistagmus bisa dirangsang dengan menggerakkan kepala
penderita secara tiba-tiba atau dengan meneteskan air dingin ke dalam telinga.
c.
Alat
Yang Digunakan : Manusia
d.
Jalannya
Percobaan : Tangan
kiri memegang telinga
bagian kanan lalu tangan kanan memegang lutut bagian kiri pada saat diputar
mata tertutup dan pada saat jalan mata terbuka.
e.
Hasil
Percobaan : Terasa
sangat pusing saat di putar
dan pada saat jalan
terasa sangat tidak seimbang.
f.
Kesimpulan : Untuk menguji
keseimbangan,
penderita diminta berdiri dan kemudian
berjalan dalam satu garis lurus, awalnya dengan mata terbuka, kemudian dengan
mata tertutup. Telinga dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Bagian luar: Daun telinga, cuping
telinga, liang telinga, dan membran thympany.
b. Bagian tengah: Terdiri dari
tulang-tulang pendengaran, yaitu: Maleus, Incus, dan Stapes. (MIS).
c. Bagian dalam: Rumah siput
(chochlea). Terdapat 2 cairan, yaitu: endolimph dan perilimph yang
membuat kita seimbang saat berjalan.
g.
Daftar
Pustaka :
Murni, A.Y,. (2003). Gangguan
Pendengaran Akibat Bising.
http://library.usu.ac.id/. 06
Maret 2010. 19.32.
NN. (2000). Indera
Pendengar. www.free.vlsm.org. 06 Maret 2010. 17.18
NN. (2007). Si Penyebab Kepala Berputar. http://www.majalah
farmacia.com/. 06 Maret 2010. 16.39.
terima kasih atas ulasan ini...saya sungguh berterima kasih><
BalasHapussemoga semua cita-cita dan harapan anda tercapai yaa...aamin....hehehe^^